Conversación

Blogger templates

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Moderadora

SlideShow

Jumat, 06 April 2012

Diposting oleh Alam Syam

Banyak orang yang menyukai makanan manis dan mengandung banyak gula. Namun gula ternyata dapat membuat orang kecanduan. Tidak hanya itu, bahkan gula bisa disebut sebagai zat yang benar-benar beracun yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada tubuh.

"Gula tidak hanya berbahaya, tetapi juga merupakan suatu zat yang benar-benar beracun," klaim Dr. Robert Lustig, profesor pediatri di University of California, yang menjadi terkenal karena kuliah di Youtube, seperti dilansir Geniusbeauty, Jumat (11/11/2011).

Menurut Dr. Robert, gula mengarah pada perkembangan sindrom metabolik diperparah oleh obesitas, yang meningkatkan risiko hipertensi, diabetes dan penyakit jantung.

Dokter menganggap fruktosa menjadi penyebab masalah ini karena ditandai dengan toksisitas meningkat jika dibandingkan dengan glukosa. Jadi, bahkan dengan sejumlah kecil kalori, efek negatif lebih terlihat.

Apa yang terjadi pada tubuh saat mengonsumsi gula?

Setelah gula memasuki aliran darah, gula darah akan meningkat menyebabkan pankreas melepaskan insulin (insulin dibutuhkan untuk mengubah gula menjadi energi).

Saat sejumlah besar gula dikonsumsi, lebih banyak insulin dilepaskan. Insulin yang mengubah gula menjadi sumber energi instan, yang menjelaskan sentakan energi tinggi dari donat atau sepotong kue. Setelah tingkat tinggi insulin dilepaskan, kadar gula darah mulai berkurang dengan cepat sehingga terjadi masalah tak lama setelah makan makanan manis.

Selain mengubah gula menjadi energi, insulin juga merangsang penyimpanan lemak. Oleh karena itu, semakin banyak gula yang Anda makan maka lebih banyak insulin yang diproduksi. Akibatnya, semakin besar kemungkinan Anda akan mengalami kenaikan berat badan.

Selain menyebabkan obesitas (kegemukan) dan kerusakan gigi, gula juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan yang lebih serius, termasuk perubahan suasana hati, penurunan sistem kekebalan dan diabetes.(mer/ir) 

Sumber: Detikhealth.com

0 komentar:

Posting Komentar