Senin, 27 Februari 2012
A. SEJARAH BERDIRINYA
KOTA SORONG
Nama
Sorong berasal dari kata soren. Soren dalam bahasa Biak Numfor yang berarti
laut yang daIam dan bergelombang. Kata Soren digunakan pertama kali oleh suku
Biak Numfor yang berlayar pada zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari
satu pulau ke pulau lain hingga tiba dan menetap di Kepulauan Raja Ampat. Suku
Biak Numfor inilah yang memberi nama " Daratan Maladum" dengan
sebutan SOREN yang
kemudian dilafalkan oleh para pedagang
Thionghoa, Misionaris clad Eropa, Maluku dan Sanger Talaut dengan sebutan
Sorong. Kota Sorong dikenal dengan istilah Kota Minyak sejak masuknya para
surveyor minyak bumi dari Belanda pada tahun 1908. Kota Sorong terkenal sebagai
salah satu kota dengan Atribut peninggalan
sejarah Heritage Nederlands Neuw Guinea Maschcapeij (NNGPM) atau kota yang penuh dengan
sisa-sisa peninggalan sejarah bekas perusahaan minyak milik Belanda.
Kota
Sorong sangatlah strategis karena merupakan pintu keluar masuk Provinsi Papua
dan Kota Persinggahan. Kota Sorong juga rnerupakan Kota industri, perdagangan
dan jasa, karena Kota Sorong dikelilingi oleh Kabupaten - Kabupaten yang
mempunyai Sumber Daya Alam yang sangat potensial sehingga membuka peluang bagi
investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya.
Kota
Sorong pada mulanya merupakan salah satu kecamatan yang dijadikan pusat
pemerintahan Kabupaten Sorong.
Namun
dalam perkembangannya telah mengalami perubahan sesuai Peraturan Pemerintah No.
31 Tahun 1996 tanggal 3 Juni 1996 menjadi Kota Administratif Sorong.
Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang no.
45 Tahun 1999 Kota Administratif Sorong ditingkatkan statusnya rnenjadi daerah
otonom sebagai Kota Sorong. Kemudian pada tanggal 12 Oktober 1999 bertempat di
Jakarta dilaksanakan pelantikan Pejabat Walikota Sorong Drs. J. A. Jumame dan
selanjutnya secara resmi Kota Sorong terpisah dari Kabupaten Sorong pada
tanggal 28 Februari 2000..
Kota
Sorong disamping sebagai Kota
persinggahan dan pintu gerbang Provinsi Papua, Kota Sorong juga sebagai Kota
Industri, Perdagangan dan Jasa. Perpaduan nilai-nilai peninggalan sejarah dan
keaslian alami serta keunikan Kota Sorong yang memiliki Water Front View atau
Kota dengan pemandangan laut serta perpaduan panorama, bentangan alam Pulau
Waigeo, Batanta dan Salawati yang merupakan satu gugusan kepulauan Raja Ampat.
Serta fasilitas jasa pelayanan umum, yang cukup lengkap memberikan kesan dan
daya tarik kepada pengunjung yang ingin mendapatkan pengalaman baru setelah
berwisata ke Kota Sorong yang terkenal dengan NNGPM ( Nederlands Neauw Guinea
Petroleum Matschcapeij) atau kota yang penuh dengan sisa-sisa Peninggalan
sejarah bekas perusahaan minyak milik Belanda. Perusahaan NNGPM muIai melakukan
aktivitas pengeboran minyak bumi di Sorong sejak Tahun 1935. Peninggalan
bersejarah perusahaan tersebut adalah Pelabuhan Eksport Minyak Bumi, beberapa
tangki penampung minyak, rumah tinggal karyawan, bekas barak karyawan. Bekas
sekolah teknik (Voc
School ).
B. Geografis
Secara
geografis, Kota Sorong berada pada koordinat 131°51' BT dan 0° 54' LS dengan
luas wilayah 1.105 km2. . Wilayah kota ini berada pada ketinggian 3 meter dari
permukaan laut dan suhu udara minimum di Kota Sorong sekitar 23, 1 ° C dan suhu
udara maximum sekitar 33, 7 ° C. Curah hujan tercatat 2.911 mm. Curah hujan
cukup merata sepanjang tahun . Tidak terdapat bulan tanpa hujan, banyaknya hari
hujan setiap bulan antara 9 - 27 hari. Kelembaban udara rata-rata tercatat 84 %.
C. Iklim
Bagian utara Kabupaten
Sorong dimana KKLD Abun terletak, beriklim tropis yang lembab dan panas.
Rata-rata curah hujan per tahun berkisar 1.500-2.500 mm. Puncak musim hujan
terjadi saat angin barat laut bertiup yakni pada bulan Oktober-Maret. Suhu dan
kelembaban udara cenderung stabil, berkisar antara 29o – 32oC
dan 75-80%.
D. Batas-batas wilayah Kota Sorong
Sebelah
Barat : Selat dampir
Sebelah
Selatan : Distrik Aimas dan Distrik Salawati Kabupaten Sorong serta Wilayah
Kabupaten Raja Ampat
Sebelah Utara : Distrik makbon Kabupaten Sorong
Selat Dampir
Sebelah Timur :
Distrik makbon Kabupaten Sorong
E. Topografi
Wilayah
Keadaan topografi Kota Sorong sangat bervariasi
terdiri dari pegunungan, lereng, bukit-bukit dan sebagian adalah dataran
rendah, sebelah timur di kelilingi hutan lebat yang merupakan hutan lindung dan
hutan wisata. Keadaan geologi Kota Sorong terdapat hamparan galian golongan C
seperti batu gunung, batu kaIi, sirtu, pasir, tanah urug dan kerikil. Sedangkan
jenis tanah yang terdapat di Kota Sorong adalah tanah latosal putih yang terdapat di pinggiran pantai Tanjung
Kasuari dan tanah fudsolik
merah kuning yang terdapat
dihamparan seluruh kawasan Distrik Sorong Timur. Keadaan permukaan Kota Sorong
yang terdiri dari gunung, buki-bukit dan dataran yang rendah yang ditandai
dengan jurang, dan wilayah ini dialiri sungai-sungai sedang, kecil seperti
sungai Rufei, sungai Klabala, sungai Duyung, sungai Remu, sungai Klagison,
sungai Klawiki, sungai Klasaman dan sungai Klabtin.
F. Wisata
Objek wisata di Kabupaten
Sorong tersebar di beberapa kawasan, namun secara keseluruhan mudah dijangkau
dari pusat Kota Aimas (ibu kota
Kabupaten Sorong) melalui darat dan laut.
Objek wisata unggulan di Kabupaten Sorong antara
lain:
· Wisata
alam Pantai Katatop lengkap dengan gugusan Pulau Mangrove. Lokasi wisata itu
terletak sekitar 10 km dari Aimas atau sekitar 30 km dari pusat Kota
Sorong. Di sini para wisatawan bisa menyaksikan gugusan pulau yang sangat indah
dan ideal untuk rekreasi pantai.
· Pulau
Um. Pulau ini memiliki keindahan pantai yang landai. Di sekitar pantai itu
hidup dan berkembang ribuan ekor kelelawar dan burung elang laut (sea hawk).
· Main
selancar angin cocok sekali dilakukan wisatawan di Pantai Walio, di Distrik
Seget Selatan, sekitar 20 km dari pusat Kota Aimas. Atau, kurang lebih 40 km
dari pusat Kota Sorong. Di kawasan pantai itu terdapat hamparan pasir putih
yang panjangnya mencapai puluhan kilometer.
· Sementara lokasi yang
cocok untuk berselancar air, juga terdapat di Kampung Moraid, memanjang ke arah
Kampung Dela. Di sepanjang pantai tersebut juga terdapat hamparan pasir putih
yang indah untuk rekreasi pantai. Menyangkut wisata pantai, wisatawan juga bisa
datang langsung ke Kampung Makbon, 30 km dari pusat Kota Aimas, atau sekitar 21
km dari pusat Kota Sorong. Pantai ini sangat indah dan panjang. Air lautnya
bening, mirip benar dengan permandian di kolam buatan.
· Sungai
air panas terdapat di Kampung Klayili, Distrik Sayosa, 35 km dari Aimas,
ibukota Kabupaten Sorong, atau 54 km dari pusat Kota Sorong. Lokasi ini dicapai
dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
· Objek
wisata air terjun terletak di Kampung Klabot dan Kampung Clarion, Distrik
Beraur/Wanurian, Kabupaten Sorong. Kawasan air terjun ini berjarak 3 km dari
pusat ibu kota
distrik (kecamatan). Air terjun ini dikelilingi oleh gugusan Pegunungan Kli dan
Kalif Dail. Pegunungan itu memiliki pemandangan alam yang asri dan indah.
Gugusan pegunungan ini berjarak 3 km dari pusat ibu kota Distrik Beraur.
· Selain
itu, Kabupaten Sorong juga memiliki sejumlah flora dan fauna yang dapat menarik
wisatawan. Antara lain, habitat penyu belimbing (Dermochelys coriacea
vandelli). Penyu tersebut terdapat di Kampung Yamursba Medi dan Wau Distrik
Abun dan Sausafor, 20 km dari pusat Kota Sorong atau 30-an km dari Kota Aimas.
·
Batu Rumah, batu yang menyerupai bentuk
rumah
· Juga
ada penyu jenis lain, seperti penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik
(Eretnochelis imbrikata), dan penyu lekang (Lepidochelis olivasia). Lokasinya
dapat dicapai melalui darat dan laut.
Fasilitas penunjang wisata lainnya tahun 2003 adalah
taman rekreasi pantai Tanjung Kasuari dengan pesona pasir putihnya, Pulau Raam,
Pulau Soop dan Pulau Doom yang terkenal dengan pantainya yang indah. Juga pulau
Dofior yang terdapat Tugu Selamat Datang di Kota Sorong dengan menggunakan
bahasa Moi ( suku asli di Kota Sorong) yang ramah dan bersahabat menyambut
pengunjung yang datang di Kota Sorong. Juga tembok Dofior yang terkenal dengan
pemandangan panorama lout dan keindahan alam menjelang senja.
G. Wilayah
Pemerintahan
Secara
administratif, Kota Sorong terdiri dari 5 (lima) distrik (kecamatan), yaitu
Distrik Sorong Timur, Distrik Sorong Utara, Distrik Sorong, Distrik Sorong
Barat dan Distrik Sorong Kepulauan. Serta terdiri dari 22 Kelurahan yang
tersebar pada lima
distrik di atas.
H. Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya
Jumlah penduduk Kabupaten
Sorong tahun 2006 berdasarkna Sensus tahun 2000 mencapai 81.109 jiwa, dengan
rata-rata kepadatan penduduk sekitar 28 jiwa /10 km2. Masyarakat
yang mendiami kawasan ini didominasi oleh suku Abun yang merupakan salah satu
suku asli di kepala burung Papua. Suku lain adalah suku Biak, Yapen,dan Timor . Sementara suku pendatang adalah Jawa, Sunda,
Batak, Makassar , Buton dan lain sebagainya.
Penduduk di kawasan ini adalah penganut agama Kristen Protestan.
I. Mata Pencaharian
Mata pencaharian utama
penduduk di kawasan ini adalah petani, sedangkan nelayan dan berburu hanya
sebagai sampingan. Pola mata pencaharian demikian mencerminkan bahwa masyarakat
di wilayah ini adalah masyarakat peladang dan peramu murni. Karena itu, untuk
pengembangan dan pembinaan ekonomi masyarakat di wilayah ini diarahkan pada
usaha-usaha pertanian terutama tanaman pangan dan perkebunan (usaha tani lahan
kering). Sementara usaha-usaha nelayan, mungkin dapat dikembangkan baik usaha
penangkapan maupun budidaya sesuai potensi wilayah terutama komoditas laut yang
memiliki nilai ekonomis tinggi.
Jumlah nelayan pada tahun
2006 sebanyak 888 orang, sedangkan jumlah pembudidaya ikan sebanyak 552 orang.
Adapun jumlah armada perikanan sebanyak 320 unit terdiri dari 256 perahu tanpa
motor, 49 perahu motor tempel, 5 perahu motor dalam, dan 10 kapal motor. Alat
tangkap ikan yang digunakan adalah pancing ulur, gill net, bagan perahu, bagan
rakit, pancing tonda, trawl, pole and line, longline, sero dan bubu.
J. Potensi Perikanan
Kekayaan laut memang
menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Sorong. Dengan potensi seperti itu, Kota
Sorong kian dipadati dengan berbagai perusahaan yang bergerak di bidang
perikanan. Mulai dari penangkapan udang, pengolahan ikan kaleng, ikan kayu,
pengumpulan hasil perikanan, hingga penangkapan ikan tuna/cakalang. Produksi
perikanan tangkap pada tahun 2006 sebesar 14.428 ton terdiri dari ikan pelagis
(11.883 ton), ikan demersal (2.298 ton) dan ikan lainnya (2,75 ton). Sementara
produksi perikanan budidaya pada tahun yang sama sebanyak 29,38 ton terdiri
dari ikan nila (12,45 ton), ikan mas (5,65 ton), mujair (4,92 ton), gurame
(3,81 ton) dan lele (2,75 ton).
akan tetapi di kawasan
Abun, usaha penangkapan ikan masih merupakan usaha sampingan. Alat
tangkap yang digunakan masih sederhana, yakni kail dan perahu dayung sebagai
pengangkutnya. Penangkapan ikan dan biota laut lainnya kadang dilakukan dengan
menyelam menggunakan pemanah. Selain ikan, biota lain yang biasa ditangkap
adalah lobster, teripang, dan bia
Adapan jenis ikan yang
sering ditemukan di kawasan ini adalah ikan hiu/cucut, ikan pari, ikan kerapu,
ikan kakap, ikan ekor kuning, ikan kuwe, ikan kurisi, dan satu jenis ikan yang
sangat popular yakni ikan napoleon.
0 komentar:
Posting Komentar